Didasari karena rasa bosan saya terhadap film-film di
Indonesia ini maka itu saya membuat tulisan ini. Banyak komentar yang ingin
saya tuangkan disini. Bagi pecinta sinetron yang tidak suka membaca judulnya
lebih baik tidak meneruskan untuk membaca.
Menurut saya sinetron Indonesia sangat buruk, tidak
mendidik, mengapa demikian ? karena dalam sinetron itu misalnya aja ada anak
kecil yang terlalu nakal, maka akan memberikan contoh agar anak-anak yang
menonton juga menjadi nakal. Ada pula yang perannya sedang marah-marah sambil
teriak dan sebagainya, maka biasanya remaja yang sekiranya seumur dengan
pemeran sinetron tersebut akan akan meniru gaya si artis saat marah, dan ketika
di sekolah akan ia praktikan kepada temannya, maka tidak jarang di sekolah
banyak anak yang famous merasa dirinya cantik atau keren membuat geng dengan
gaya sinetron, mereka mengucilkan teman lain yang menurut mereka enak untuk
menjadi sasarannya.
Tidak jelas tujuan alur ceritanya,
bertele-tele, pemeran antagonis terlalu jahat, dan pemeran protagonisnya
terlalu lemah dan bodoh. Dalam kenyataan mana ada orang yang sejahat itu hanya
karena memperebutkan cinta seorang laki-laki atau seorang wanita, hingga
ceritanya dibuat terlalu berlebihan, saling menjatuhkan, rencana pembunuhanpun
bahkan ada dalam sebuah sinetron, OMG hey.. are you stupid ? where is your
brain ? banyak kali cewe atau cowo yang lebih baik dari seorang ituu, dan
ceritanya bisa dibuat lebih ke persaingan sehat sebenarnya.
Dalam sinetron juga
setelah saya perhatikan banyak sekali cerita anak yang tertukar, hilang entah
berantah kemana, tiba-tiba ketika besar ternyata dia anak orang kayaa ckkckc..
ngayal banget kaliiii hahaha. Kalo dipikir dengan otak yang waras mana ada sih
anak bisa tertukar-tukar seperti itu ? memang orang tua nya kemana ? ga bisa
jaga anak ? atau kalau tertukarnya di rumah sakit, masa iyaa keamanan rumah
sakit seburuk itu sampai ada anak pasiennya bisa tertukar ? kalo bisa tertukar di RS. Mending
melahirkan aja di dukun beranak dari pada anaknya hilang tertukar di RS.
Sinetron terlalu
banyak bicara dalam hati seperti “Mengapa terasa aneh, aku seperti merasa
sangat dekat dengan anak ini”. Mudah ditebak sebelum film nya berlanjut, pasti
kita semua yang nonton sudah tahu kalau ibu itu kehilangan anak, dan anaknya
itu yaa yang barusan ia temukan.
Terlalu lama tak
karuan juga jadi masalah sinetron tanah air, ingatkah dulu ada sinetron Cinta
Fitri yang panjangnya udah kaya gerbong kreta yang ujungnya mungkin jarang
banyak yang tahu tamatnya bagaimana karena keburu bosan sama filmnya yang ga
abis-abis. Dan sebenarnya banyak sinetron yang buat ceritanya diperpanjang
karena banyak peminat untuk mendapat rating yang tinggi diproduksi lagi semakin
panjang, yang pada akhirnya ujungnya tidak jelas dan sepi penonton, nah kalo
udah sepi peminat baru deh ceritanya tamat.
Kalo kata anak
sekarang come on move on lahh, bisa kan
bikin film yang lebih menarik, dengan suasana baru dan memberikan pelajaran
yang lebih baik bagi penontonnya. Sikap anak bangsa terpengaruh sebagian juga
karena sinetron loohh.. jadi berlomba-lomba lah untuk membuat film yang dapat
mencerdaskan anak bangsa, mendidik mereka menjadi anak-anak yang lebih sopan,
santun, dan berkelas melalui sebuah sinetron. Coba lah merubah pandangan para
ibu kalau sinetron itu buruk dan tak pantas untuk konsumsi anak-anak. Karena
seorang anak layaknya sponge yang adapat menyerap cairan apapun tanpa saringan,
jadi otomatis si anak akan mengikuti, mencontoh dan mempraktikan apa yang ia
lihat. Jangankan ibu-ibu saya pun yangb belum menjadi ibu prihatin melihat hal
ini.
Sekiranya ada yang
tidak berkenan dengan tulisan ini saya mohon maaf, dan saya menuliskan tidak
semata-mata untuk menjelek-jelekan tetapi maksud saya disini hanya berharap
agar sinetron di Indonesia ini bisa menjadi hiburan yang menyenangkan dan
mendidik.